Kalau kita menghadiri sebuah resepsi pernikahan, international wedding khususnya, kita pasti akan menemukan kue pengantin (wedding cake). Kalau pernikahannya mewah, pasti wedding cakeknya juga cantik dan tinggi. Nah Foodlovers tau ngga sih kenapa pada international wedding selalu ada wedding cake? Berikut ini akan dibahas mengenai sejarah wedding cake.
Sejarah
Ritual menyajikan kue pengantin pada acara pernikahan dimulai di Inggris pada abad pertengahan atau sekitar abad ke-15. Ketika itu kue pengantin terbuat dari gandum, dan anehnya, kue dilemparkan ke pengantin wanita sebagai simbol kesuburan. Pada jaman itu, kue pengantin juga disajikan sebagai dessert.
Tidak hanya wedding cake tapi juga semua makanan yang dipanggang, yang termasuk scone dan biskuit, ditumpuk tinggi dan pasangan berusaha untuk mencium puncak kue. Semakin tinggi tumpukan maka semakin baik dan bila berhasil mencium puncak kue tanpa menjatuhkannya diyakini sepanjang pernikahan akan mendapat kemakmuran.
Scone
Pada 1600-an, seorang koki Prancis yang datang mengunjungi Inggris cukup terkejut dengan ritual menumpuk kue yang dianggapnya kurang rapi. Dia merekomendasikan menggunakan pegangan sapu sebagai tonggak yang menahan kue. Namun cara ini tidak bertahan lama.
Di abad ke-17, “bride pie” adalah kue pengantin yang popular. Mulai dari pie manis hingga pai berisi daging kambing cincang. Pada jaman itu, cincin imitasi dimasukkan ke dalam pai menjadi hal yang ditunggu-tunggu bagi para undangan yang masih bujang. Jika mereka mendapat cincin di dalam pai, diartikan merekalah calon pengantin selanjutnya.
Bride Pie
Zaman Modern
Kue pengantin seperti sekarang ini mulai dibuat sejak abad ke-18 di London. Ceritanya dimulai saat William Rich yang sedang magang jatuh cinta pada putri bosnya. William terinspirasi keindahan puncak gereja St. Bride dan berusaha mengesankan pujaannya dengan membuat kue yang besar dan indah. Sang wanita pun terkesan dengan bentuk kue yang disajikan William karena berbeda dengan kue-kue umum yang berbentuk rata pada jaman itu.
Walaupun begitu, kue pernikahan yang bertingkat belum populer disajikan hingga tahun 1840. Kue pernikahan yang megah dan penuh dengan hiasan akhirnya menjadi wajib disajikan setelah disajikan pada pernikahan Ratu Victoria dan Pangeran Albert (London). Kemegahan kue pernikahan disimbolkan dengan banyaknya hiasan dari gula dan fondant, dimana dulu gula menjadi barang mewah karena harganya yang mahal.
Namun sejak Perang Dunia pertama, pembagian bahan pokok sangat ketat dan jumlah gula tidak mencukupi untuk hiasan kue pengantin yang megah. Akhirnya kue pernikahan dimodifikasi dengan buah dan kardus. Kue pengantin mengutari kardus yang menjadi rangka kue dan membuatnya nampak mewah walaupun budget terbatas.
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9964960