Add caption |
Max Havelaar, of de Koffie-veilingen der nederlandsche Handelsmaatschappij (15 Mei 1860), ditulis oleh Eduard Douwes Dekker yang menggunakan nama samaran ‘Multatuli’-artinya saya banyak menderita-muncul sebagai bagian penting dan menonjol bagi pembentukan nasionalisme Indonesia dan juga cara pandang baru terhadap kolonialisme.
Buku ini memberi kritikan tajam mengenai bagaimana orang Belanda memperlakukan koloni mereka melalui cara pandang Belanda. Dengan gaya tulisan yang satiris, buku ini mengungkap kebobrokan yang bersemayam dalam budaya berdagang Belanda yang hanya mencari untung namun korup.
Saat ini, tepat satu setengah tahun, Max Havelaar masih muncul sebagai contoh dari realitas yang mengetengahkan perlawanan terhadap ketidakadilan dimana-mana. Ini merupakan keutamaan sastra yang tetap menjadi suatu karya yang menawan. Keberpihakan Mutatuli terhadap para korban penindasan dan kesungguhannya melawan ketakadilan masih tetap hidup dan semestinya akan terus aktual hingga sekarang.
Untuk memperingati 150 tahun karya itu, Jurusan Sejarah UGM bekerjasama dengan Erasmus Mundus, Karta Pustaka, dan InSi (Institut Sejarah Indonesia) menyelenggarakan serangkaian acara yaitu:
1. Ceramah IlmiahAcara ini akan diselenggarakan pada:
Hari/tanggal : Senin, 12 April 2010
Waktu : 09.30 - 11.00 WIB
Tema : 150 Tahun Max Havelaar; Makna Buku Sekarang dan Dulu
Pembicara : Prof. Marita Mathijsen
2. Pemutaran Film
Acara ini diselenggarakan pada:Hari/Tanggal : Senin, 12 April 2010Waktu : 11.30 - 14.30 WIBJudul Film: Max HavelaarSutradara : Fons Radenmakers (Oscar Winner) Tahun 1976