Add caption |
Sejarah perlu dikaji dalam kerangka masa kini dan masa depan, bukan hanya digali demi terungkapnya masa lalu saja. Dengan demikian, sejarawan Indonesia dapat memahami dan membantu pemecahan masalah masa kini dan turut merencanakan kebijakan masa depan. "Masa lalu, masa kini, dan masa depan merupakan satu kesatuan tak terpisahkan," ujar guru besar Sejarah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Djoko Suryo, pada peluncuran bukunya, Transformasi Masyarakat Indonesia dalam Historiografi Indonesia Modern pada peringatan ulang tahun ke-70 di UGM, Rabu (30/12).
Djoko mengatakan, melalui kajian sejarah, keterkaitan persoalan yang tengah dihadapi masyarakat di masa kini dengan masalah di masa lampau dan masa datang dapat dipahami. Dengan pemahaman ini, pemecahannya lebih mudah dicari. Dalam buku setebal 283 itu, Djoko menggali akar permasalahan serta usulan pemecahannya di sejumlah daerah melalui kajian sejarah dan transformasi daerah. Di antaranya, transformasi Pekalongan dari sebuah desa pesisir kecil menjadi sebuah kota di masa kini serta keistimewaan sosial budaya DIY.