Sabtu, 16 Oktober 2010

Sejarah Radio

Radio Marconi


Sejarah


Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang menggunakan gelombang radio. Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio

Jenis-jenisnya :

Spoiler for Radio AM
Radio AM (modulasi amplitudo) bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan gelombang audio. Kedua gelombangg ini sama-sama memiliki amplitudo yang konstan. Namun proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar (radio) sesuai dengan amplitudo gelombang audio.

Pada tahun 1896 ilmuwan Italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf nirkabel yang menggunakan dua sirkuit. Pada saat itu sinyal ini hanya bisa dikirim pada jarak dekat. Namun, hal inilah yang memulai perkembangan teknologi radio. Pada tahun 1897 Marconi kembali mempublikasikan penemuan bahwa sinyal nirkabel dapat ditransmisikan pada jarak yang lebih jauh (12 mil). Selanjutnya, pada 1899 Marconi berhasil melakukan komunikasi nirkabel antara Perancis dan Inggris lewat Selat Inggris dengan menggunakan osilator Tesla.

John Ambrose Fleming pada tahun 1904 menemukan bahwa tabung audion dapat digunakan sebagai receiver nirkabel bagi teknologi radio ini. Dua tahun kemudian Dr. Lee deForest menemukan tabung elektron yang terdiri dari tiga elemen (triode audion). Penemuan ini memungkinkan gelombang suara ditransmisikan melalui sistem komunikasi nirkabel. Tetapi sinyal yang ditangkap masih sangat lemah. Barulah pada tahun 1912 [[Edwin Howard Armstrong menemukan penguat gelombang radio disebut juga radio amplifier. Alat ini bekerja dengan cara menangkap sinyal elektromagnetik dari transmisi radio dan memberikan sinyal balik dari tabung. Dengan begitu kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali perdetik. Suara yang ditangkap juga jauh lebih kuat sehingga bisa didengar langsung tanpa menggunakan earphone. Penemuan ini kemudian menjadi sangat penting dalam sistem komunikasi radio karena jauh lebih efisien dibandingkan alat terdahulu. Meskipun demikian hak paten atas amplifier jatuh ke tangan Dr. Lee deforest. Sampai saat ini radio amplifier masih menjadi teknologi inti pada pesawat radio.

Awalnya penggunanaan radio AM hanya untuk keperluan telegram nirkabel. Orang pertama yang melakukan siaran radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey Fessenden. Ia melakukan siaran radio pertama dengan suara manusia pada 23 Desember 1900 pada jarak 50 mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia) Saat ini radio AM tidak terlalu banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.


Spoiler for Radio FM
Radio FM (modulasi frekuensi) bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio AM, yaitu dengan memodulasi gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja, pada radio FM proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi.

Ketika radio AM umum digunakan, Armstrong menemukan bahwa masalah lain radio terletak pada jenis sinyal yang ditransmisikan. Pada saat itu gelombang audio ditransmisikan bersama gelombang radio dengan menggunakan modulasi amplitudo (AM). Modulasi ini sangat rentan akan gangguan cuaca. Pada akhir 1920-an Armstrong mulai mencoba menggunakan modulasi dimana amplitudo gelombang penghantar (radio) dibuat konstan. Pada tahun 1933 ia akhirnya menemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta tidak terganggu oleh cuaca buruk.

Sayangnya teknologi ini tidak serta merta digunakan secara massal. Depresi ekonomi pada tahun 1930-an menyebabkan industri radio enggan mengadopsi sistem baru ini karena mengharuskan penggantian transmiter dan receiver yang memakan banyak biaya. Baru pada tahun 1940 Armstrong bisa mendirikan stasiun radio FM pertama dengan biayanya sendiri. Dua tahun kemudian Federal Communication Comission (FCC) mengalokasikan beberapa frekuensi untuk stasiun radio FM yang dibangun Armstrong. Perlu waktu lama bagi modulasi frekuensi untuk menjadi sistem yang digunakan secara luas. Selain itu hak paten juga tidak kunjung didapatkan oleh Armstrong.

Frustasi akan segala kesulitan dalam memperjuangkan sistem FM, Armstrong mengakhiri hidupnya secara tragis dengan cara bunuh diri. Beruntung istrinya kemudian berhasil memperjuangkan hak-hak Armstrong atas penemuannya. Barulah pada akhir 1960-an FM menjadi sistem yang benar-benar mapan. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di Amerika, FM menjadi penyokong gelombang mikro (microwave), pada akhirnya FM benar-benar diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.


Spoiler for Radio Internet
Penemuan internet mulai merubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh radio konvensional. Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio) bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet. Prinsip kerjanya hampir sama dengan radio konvensional yang gelombang pendek (short wave), yaitu dengan menggunakan medium streaming berupa gelombang yang kontinyu. Sistem kerja ini memungkinkan siaran radio terdengar ke seluruh dunia asalkan pendengar memiliki perangkat internet. Itulah sebabnya banyak kaum ekspatriat yang menggunakan radio internet untuk mengobanti rasa kangen pada negara asalnya. Di Indonesia, umumnya radio internet dikolaborasikan dengan sistem radio analog oleh stasiun radio teresterial untuk memperluas jangkauan siarannya.


Spoiler for Radio Satelite
Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital. Berbeda dengan sinyal analog yang menggunakan gelombang kontinyu, gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal digital yang terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini ditransmisikan ke daerah jangkauan yang jauh lebih luas karena menggunakan satelit. Hanya saja siaran radio hanya dapat diterima oleh perangkat khusus yang bisa menerjemahkan sinyal terenkripsi. Siaran radio satelit juga hanya bisa diterima di tempat terbuka dimana antena pada pesawat radio memiliki garis pandang dengan satelit pemancar. Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak memiliki penghalang besar seperti terowongan atau gedung. Oleh karena itu perangkat radio satelit banyak dipromosikan untuk radio mobil. Untuk mendapat transmisi siaran yang baik, perlu dibuat stasiun repeater seperti di Amerika agar kualitas layanan prima.

Perangkat yang mahal (karena menggunakan satelit) membuat sistem ini komersil. Pendengar harus berlangganan untuk dapat mendengarkan siaran radio. Meskipun begitu kualitas suara yang dihasilkan sangat jernih, tidak lagi terdapat noise seperti siaran radio konvensional. Selain itu sebagian besar isi siaran juga bebas iklan dan pendengar memiliki jauh lebih banyak pilihan kanal siaran (lebih dari 120 kanal).

Perusahaan penyedia satelit radio dunia adalah Worldspace yang melayani siaran radio satelit di Amerika, Eropa, Asia, Australia, dan Afrika. Worldspace memiliki tiga satelit yang melayani wilayah berbeda. Di Indonesia, samapai tahun 2002 Worldspace telah bekerja sama dengan RRI, Radio trijaya, Borneo Wave Channel (Masima Group), goindo.com dan Kompas Cyber Media sebagai pengisi konten layanan radio satelit dengan menggunakan satelit Asia Star.


Spoiler for Radio Berdefinisi Tinggi (HD Radio)
Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini bekerja dengan menggabungkan sistem analog dan digital sekaligus. Dengan begitu memungkinkan dua stasiun digital dan analog berbagi frekuensi yang sama. Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi yang sama. Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya dengan radio satelit, tetapi layanan yang ditawarkan gratis. Namun untuk dapat menerima siaran radio digital pendengar harus memiliki perangkat khusus yang dapat menangkap sinyal digital.

Radio Dari Masa-kemasa

Radio Marconi, tahun 1895

Radio Marconi

Konon, inilah radio pertama yang dibuat pada tahun 1895. Pembuatnya adalah perusahaan milik Guglielmo Marconi, orang Amerika keturunan Italia yang memegang hak paten atas penemuan radio. Namanya saja produk pertama, tentu ada banyak kekurangan pada radio ini bila dibandingkan dengan radio jaman sekarang. Contoh, radio ini hanya mampu menjangkau sinyal radio dalam radius 1,5 kilometer saja, dan karena bodinya besar maka sudah pasti radio ini sangat berat.


Radio jaman Perang Dunia I

Radio jaman Perang Dunia I

Dari bentuknya yang amat sangat besar, bisa ditebak kalau radio ini sangat berat. Tidak bisa dibawa kemana-mana, dan jelas harganya juga selangit. Jadi, jangan heran kalau di tahun-tahun ini hanya para ningrat yang bisa punya radio. Jangan bayangkan stasiun radio yang ada di jaman ini sama seperti yang kita kenal pada masa sekarang. Siarannya lebih banyak diisi dengan lagu-lagu dan sandiwara radio.


Radio jaman Perang Dunia II

Radio jaman Perang Dunia II

Bentuknya sudah agak lebih kecil. Tapi tetap saja tampilannya tidak ada indah-indahnya sama sekali. Walaupun kelihatan kecil dan terbuat dari kayu, tapi radio antik bermerk Philips ini bobotnya 18 kg! Panjang 60 centi dan tinggi 55 centi, sebenarnya tak terlalu besar. Tapi mungkin komponen-komponen yang ada di dalamnya yang membuat radio ini teramat berat. Kini, radio seperti ini dihargai lebih dari 1,5 juta rupiah dalam keadaan rusak. Hmmm, kalau masih normal harganya berapa tuh?


Ini radio jaman kapan ya?

Radio jadul banget

Radio tripleks merk National

Radio tripleks merk National

Nah, ini dia radio yang mirip dengan radio kesayangan saya dulu. Bodinya dari tripleks, bentuknya kotak persegi, dengan satu speaker sedang, dan tabulasi frekuensi yang memenuhi 2/3 tampilan depan radio. Antenanya memanjang ke atas, tidak dapat ditekuk, tapi bisa ditekan memendek. Radio ini ditenagai oleh 4 batere ukuran besar dan hanya bisa menangkap gelombang MW & SW. Eit, jangan salah! Dengan radio jadul begini saya bisa dengar siaran Radio Singapore International (RSI), BBC London, Deutsche Welle (Jerman), Voice of America (VoA) berbahasa Indonesia yang disiarkan langsung dari Washington DC, radio Jepang, radio China, radio India, dan beberapa siaran radio internasional lain. Biar jadul tapi canggih kan?


Radio portabel jaman breakdance

Radio portabel jaman breakdance

Masih ingat jaman di mana breakdance begitu ngetop? Hehehe, saya masih sangat kecil waktu itu, jadi cuma tahu sedikit saja. Yang saya ingat, paman saya dulu punya radio tape seperti ini. Dulu biasa untuk nyetel lagu-lagunya Pance S. Pondaag, Tommy J. Pisa, Endang Esrtaurina, dan terkadang lagu-lagu konyol milik PMR-nya Johnny Iskandar. Kalau tidak salah, pesawat radio ini sudah bisa untuk menangkap siaran yang menggunakan frekuensi AM. Siaran dengan frekuensi FM belum begitu marak kala itu. Tenaganya sudah memakai listrik AC/DC, jadi tinggal colokkan saja kabelnya ke colokan listrik.


Radio mini, radio saku

Radio mini, radio saku

Memasuki tahun 2000-an, radio sudah semakin kecil. Orang bilang radio saku, tapi ada juga yang ukurannya bahkan jauh lebih kecil dari saku baju. Guglielmo Marconi dan Heinrich Rudolf Hertz semasa hidup mereka mungkin tidak pernah membayangkan kalau pesawat radio bakal berbentuk sekecil ini. Cukup dengan 2 buah baterai ukuran A2, malah ada yang cuma pakai baterai A1, radio ini sudah bisa didengarkan suaranya. Bisa untuk frekuensi AM, FM, SW, dan MW.


Radio internet jaman milenium

Kini, radio tak hanya bisa didengar dengan pesawat radio saja, tapi juga di internet melalui siaran online streaming. Hampir semua radio di kota-kota besar sudah bisa didengar secara live di internet. Contohnya Radio Retjobuntung atau Geronimo kalau di Jogja, atau Radio Garuda, radio berbahasa Jawa dari Suriname. Kalau mau lebih komplit, bisa dengan mengunjungi situs streamer yang punya lebih banyak pilihan radio untuk didengar. Beberapa situs radio streamer yang saya tahu:
- RadioStreamer.com
- RadioTime.com
- JogjaStreamers.com

Untuk pilihan lebih banyak lagi coba saja search di Google dengan kata kunci "radio streaming". Ada 48 juta hasil pencarian untuk kata kunci tersebut. Alangkah banyaknya...
[bungeko, dari berbagai sumber]

http://bungeko.blogspot.com/2010/04/radio-dari-masa-ke-masa.html

sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5154993