Kamis, 12 Agustus 2010

Sejarah Kereta Api Dunia


SEJARAH perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta, kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi atau rel, yang dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.

Berdasarkan catatan Wikipedia, setelah James Watt menemukan mesin uap tahun 1769, Nicolas Cugnot pada saat yang sama membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian tahun 1804, Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester, Inggris

Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.

Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian tahun 1892, Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap.

Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.

Beberapa Jalur Kereta Api
Ada beberapa jenis rel atau jalur kereta api. Misalnya kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.

Kemudian kereta api permukaan (surface) yakni kereta api yang berjalan di atas tanah. Umumnya kereta api yang sering dijumpai adalah kereta api jenis ini. Biaya pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah dibandingkan yang di bawah tanah atau yang layang. Di Indonesia, kereta api ini yang paling banyak atau sering ditemukan.

Kereta api layang berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang, hal ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak memerlukan pintu perlintasan kereta api. Biaya yang dikeluarkan sekitar 3 (tiga) kali dari kereta permukaan.

Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya digunakan pada kota kota besar seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul dan Moskwa. Selain itu digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah pertambangan.






Bapak Kereta Api

Kakek Goerge Stephenson adalah orang pertama di dunia yang membuat kereta api dan memasang relnya. Sehingga tidak heran jika beliau dijuluki sebagai Bapak Kereta Api Dunia.

Kakek Stephenson dilahirkan pada tanggal 9 Juni 1781 di Wylam, dekat Newcastle, Inggris. Ketika umurnya 19 tahun kakek Stephenson baru masuk SD. Karena, sejak kecil beliau harus membantu ayahnya bekerja di sebuah pertambangan batu bara.

Selama beliau bekerja di pertambangan , beliau sering mengamati cara kerja mesin uap. Sehingga kakek Stephenson tau seluk beluk dari mesin uap. Karena itu, beliau menjadi satu – satunya ahli mesin di pertambangan batu bara Kilingworth.

Untuk memudahkan pekerjaannya, kakek Stephenson mulai merancang sebuah mesin pengangkut batu bara. Pada tahun 1814, kakek Stephenson membuat lokomotif kereta uap. Lokomotif yang dinamai Butcher itu, mampu menarik delapan gerbong kereta, yang berisi 30 ton batu bara, dengan kecepatan 6,4 km/jam.

Kakek Stephenson semakin rajin membuat berbagai jenis lokomotif, yang makin lama makin baik mutu dan kecepatannya. Selain lokomotif, kakek Stephenson juga menemukan lampu tambang, lampu nelayan, dan jam weker.

Berkat berbagai penemuannya, beliau menjadi semakin kaya. Namun, meskipun beliau orang kaya , beliau sering menolong seseorang dengan sifat kedermawaannya. Salah satu sikap solidaritasnya adalah dengan membangun sekolah – sekolah, perpustakaan, tempat rekreasi, dan ruang musik bagi para pekerja tambang dan juga untuk anak – anaknya.

Kakek George Stephenson meninggal sebagai seorang jutawan dan dermawan, pada tanggal 12 Agustus 1848 di Chesterfield, pada usia 67 tahun. Hingga saat ini, semua lokomotif di dunia, pada dasarnya meniru lokomotif buatan kakek Stephenson.


sumber : kaskus.us dan http://jktcargo.wordpress.com/2010/02/22/sang-bapak-kereta-api-dunia/