A. AWAL MULA PROGRESSIVISME AMERIKA
Industri di Amerika memang sudah ada sejak masa koloni awal tetapi jenis industri mereka adalah berdasarkan Self-Sufficient Economy, yaitu hanya untuk pemenuhan kebutuhan sendiri. Pada saat itu belum terpikir oleh mereka untuk memproduksi suatu barang secara massal untuk konsumsi orang banyak. Ini adalah sesuatu yang wajar mengingat bahwa pada masa awal itu, para pendatang masih belum mempunyai apa-apa. Untuk memenuhi kehidupan mereka sendiri saja mereka harus bekerja atau berusaha begitu keras bagaimana mereka dapat memikirkan tentang kebutuhan orang lain. Keadaan seperti itu berlaku kepada para pendatang yang hidup secara individual sedangkan bagi yang hidup dalam sebuah koloni, sudah terdapat juga orang-orang yang memproduksi barang-barang untuk konsumsi koloninya. Faktor yang lain adalah bahwa para pendatang tersebut tidak mempunyai sarana atau peralatan untuk menjalankan sebuah industri. Sesuai dengan definisi dari industri itu sendiri yaitu kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan misalnya mesin. Akibatnya, koloni-koloni awal di benua baru tersebut sering mengimpor barang dari Eropa. Dalam hal ini adalah Inggris karena pada saat abad ke-18, Inggris telah mendahului negara-negara lain dalam hal industri. Revolusi Industri telah terjadi lebih dahulu di Inggris. Sebagai contoh adalah penemuan mesin uap pada tahun 1705 dan penyempurnaannya oleh James Watt pada tahun 1765, selain itu terdapat juga beberapa penemuan yang menggerakkan produksi tekstil. Inggris juga berusaha keras untuk menjaga rahasia mereka dalam bidang industri dengan melarang ekspor mesin atau gambarannya bahkan para mekanik yang mempunyai pengetahuan sampai dilarang untuk keluar negeri. Samuel Slater adalah orang yang membawa rahasia ini ke benua Amerika.
Pada tahun 1790 ia mendirikan sebuah pabrik kecil di Pawtucket dengan hasil yang cukup memuaskan. Sayangnya apa yang telah ia mulai tidak dapat membantu percepatan perkembangan industri terutama tekstil di Amerika. Barulah ketika terjadi embargo pada tahun 1807 dan Perang 1812 yang melarang impor, para pedagang kapitalis mulai melirik kepada prospek dari hasil produksi industri. Pada tahun 1813, sekelompok pedagang kaya yang terkumpul dalam Boston Associates membentuk Boston Manufacturing Company. Mereka mendirikan pabrik pertamanya di Waltham, Massachusets. Di dalam satu atap itu terjadi pemprosesan dari bahan mentah hingga bahan jadi. Pada tahun 1815, pabrik tekstil di New England telah berjumlah ratusan. Mereka telah meletakkan dasar bagi perkembangan industri tekstil di Amerika. Masa produksi massal telah dimulai di Amerika. Dari 1870-1900, Amerika Serikat menjadi negara industri terbesar di dunia. Mereka muncul sebagai pemimpin dalam produksi dagang dari kayu dan baja serta pertambangan batu bara, besi, emas dan perak. Secara keseluruhan, bangsa ini mengalami ledakan yang menakjubkan dalam skala industri dan tingkat produksi. Pada pergantian abad, industrialisasi telah merubah perdagangan, organisasi bisnis, lingkungan, tempat kerja, dan kehidupan rumah tangga sehari-hari. Pertumbuhan industri di Amerika Serikat didorong oleh sumber daya yang melimpah, tenaga kerja murah dan kemajuan teknologi.
B. PENGEMBANGAN INDUSTRI
Pembangunan pabrik-pabrik telah mulai berkembang tetapi perlu diingat bahwa industri tanpa perkembangan teknologi adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan bisa dikatakan bahwa pada awalnya perkembangan teknologilah yang memicu terjadinya revolusi industri. Oliver Evans mengembangkan mesin uap tekanan tinggi yang dapat digunakan untuk kapal dan pabrik, pada tahun 1804. Selain itu pada tahun 1844, Charles Goodyear berhasil memproduksi karet yang anti air. Karet ini digunakan untuk membuat jaket hujan. Pada tahun 1846, Elies Howe menciptakan mesin jahit. Akan tetapi penemuan yang satu ini justru menghambat perkembangan dari pabrik industri di Amerika karena penemuan ini justru menghidupkan kembali industri rumah yang berdasar pada Self Sufficient Economy dan pasar domestik yaitu penjualan barang-barang yang khas dari satu daerah ke daerah yang lain di dalam negeri.
Walupun begitu, sistem pabrik pada awalnya masih kalah populer dengan sistim agricultur. Ini disebabkan karena pada awal abad ke-19, kapas Amerika setelah Eli Whitney menciptakan mesin Cotton Gin adalah produk ekspor yang paling menguntungkan. Dari tahun 1815 sampai tahun 1819, 39 % dari ekspor Amerika adalah kapas. Selain itu ada juga rasa apriori dari masyarakat mengingat bahwa keadaan pabrik di Inggris sangatlah menggenaskan. Usaha pertama dari para kaum industriawan untuk merubah ini adalah dengan dibangunnya sebuah pabrik di Lowell, Massachusets. Pabrik ini dibangun oleh Merrimack Manufacturing Company pada tahun 1822. Mereka mencoba membangun persepsi bahwa sistem industri yang berupa pabrik itu akan sangat bermanfaat dalam mengembangkan sektor pertekstilan dan bukan sebaliknya. Oleh karena itulah maka pabrik ini dibangun di daerah pedesaan dan dikelola dengan sistim paternal dimana hubungan antara atasan dengan bawahan adalah seperti hubungan antara seorang ayah dengan anaknya.
Mayoritas pekerja yang ada di Lowell adalah wanita karena banyaknya pria yang bergerak ke Barat. Wanita-wanita ini membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya masing-masing karena gaji yang didapat di pabrik cukup tinggi tetapi ada juga yang bekerja untuk menghindari kehidupan rutin peternakan yang pada saat itu hasilnya mulai mendapat saingan yang berat dari daerah Barat yang sudah mulai dibuka. Para wanita itu hidup di asrama dengan beberapa peraturan yang diterapkan secara tegas. Pendidikan moral dan kehadiran di gereja adalah sebuah keharusan. Ini disebabkan oleh karena pabrik di Lowell ini dipandang sebagai ajang pembuktian bahwa kehidupan industri tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial yang pada saat itu sangatlah dijunjung tinggi.
Pada tahap awal, pabrik di Lowell dapat memenuhi harapan para industriawan dalam hal pembuktian kepada masyarakat bahwa industri tidak akan merugikan pertekstilan Amerika dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial yang berlaku. Selain itu juga menghilangkan pandangan orang bahwa keadaan pabrik di Amerika akan sama dengan yang ada di Inggris. Pabrik ini juga merupakan salah satu bentuk pertama kapitalisme di Amerika dalam perihal investasi.
Pada tahun 1920-an merupakan tahun-tahun yang relative makmur di Amerika Serikat, namun para buruh di Industri tidak mendapatkan keuntungan seperti yang lain. Pada tahun 1923 rata-rata buruh pabrik di haruskan bekerja 12 jam sehari dan hanya libur satu hari tiap dua minggu. Pada waktu itu pula para pemilik industri produk menggandakan usaha mereka untuk mencegah terbentuknya serikat kerja, yang di bawah Federasi Buruh Amerika (American Federation of Labor, AFL). Pencegahan ini banyak macamnya, mulai dari menyusupkan mata-mata, menggunakan tenaga bersenjata untuk membubarkan mogok kerja, sampai memecat mereka yang dicurigai bersimpati terhadap serikat. Dimulai dari industri baja pada tahun 1919, perusahaan-perusahaan dengan keras menekan serangkaian aksi mogok massal yang mengakibatkan keanggotaan serikat turun satu setengah juta anggota pada tahun 1929. Serangan depresi hebat menyebabkan permintaan pasar untuk seluruh jenis produksi industry menurun drastis. Menyebabkan pengangguran di mana-mana. Pada tahun 1933, ada lebih dari 12 juta warga Amerika yang mengaggur. Pada saat yang sama upah juga turun sebanya dua pertiganya.
Pada tahun 1933 dengan munculnya Undang-Undang Pemulihan Industri Nasional (National Industrial Recovery Act, NIRA), bersamaan dengan itu munculah Lembaga Pemulihan Nasional (Natioonal Recovery Administration, NRA) yang mencoba memperbaiki sektor dengan menetapkan aturan permainan sehat. Lembaga ini bertujuan untuk memperbanyak lapangan kerja yang nantinya akan meningkatkan daya beli masyrakat. Pada awalnya lembaga ini disambut dengan baik walaupun para pelaku bisnis mengeluhkan aturan yang terlalu banyak saat keadaan tersebut mulai pulih kembali. Pada saat ini prestasi serikat buruh mencapai prestasi yang lebih baik dari pada yang pernah mereka dapatkan sebelumnya dalam sejarah Amerika. Hak buruh untuk melakukan tawar-menawar secara kolektif dengan pengusaha di jamin oleh NRA. Lalu tahun 1935 Kongres meloloskan Undang-Undang Hubungan Buruh Internasional (National Labor Relations Act), yang merumuskan:
1. Semua praktek buruh yang di anggap tidak adil.
2. Hak untuk melakukan tawar-menawar melalui serikat pekerja pilihan mereka.
3. Melarang pengusaa untuk mencampuri aktivitas serikat kerja.
Peraturan ini juga melahirkan Dewan Hubungan Buruh Nasional (National Labor Relations Board) yang mengawasi proses tawar-menawar kolektif, melaksanakan pemilihan pengurus serikat, dan menjaminn hak buruh untuk memilih organisasi yang bisa mewakili mereka saat menghadapi para pengusaha.
Pada tahun 1937, Mahkamah Agung memperkuat konstitusionalitas Undang-Undang Hubungan Buruh. Akibatnya, perusahaan-perusahaan yang bersikap anti serikat membuat kesepakatan dengan serikat-serikat Kongres Organisasi Industri (Committee for Industrial Organization, CIO). Di tahun-tahun pertama Undang-undang ini meraih peningkatan berarti dalam produksi dan harga, namun hal ini tidak sepenuhnya menghapuskan masa di saat krisis. Tuntutan dari para pelaku bisnis yang meratapi dan kesal berada di bawah kungkungan peraturab NIRA mulai muncul. Serangan keras juga datang dari para politik sayap kanan dan kiri. Dihadapkan pada tekanan kanan-kiri, presiden Roosevelt mendukung serangkaian langkah baru ekonomi dan sosial. Beberapa di antaranya yang menonjol adalah langkah memerangi kemiskinan, melawan pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja dan menyediakan jarring pengaman sosial. Lembaga Kemajuan Kerja (Work Progress Administration, WPA), badan sosial utama yang bertujuan menciptakan lapangan kerja dari pada memberikan tunjangan. Selain itu, Lembaga Pemuda Nasional (National Youth Administration) memberikan pekerjaan paruh waktu bagi para pelajar, mengadakan program latihan dan memberikan bantuan bagi anak muda yang mengganggur. WPA hanya bias menangani tiga juta pengangguran dalam waktu yang sama. Pada saat di bubarkan di tahun 1943, lembaga ini telah membantu 9 juta orang.
C. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN INDUSTRI
Banyak faktor yang memicu pertumbuhan industri pada akhir abad 19 seperti sumber daya yang melimpah, teknologi baru, energi murah, transportasi cepat, ketersediaan modal dan tenaga kerja. Tambang, hutan dan ternak di barat yang menyediakan bahan baku utama industri besi dan minyak di Ohio dan Pennsylvania. Ekspansi perusahaan Kereta Api diizinkan untuk memindahkan bahan baku untuk pabrik dan produk kapal ke pasar perkotaan. Sementara pada Divisi Tenaga Kerja di Industri pembagian kerja merupakan prinsip dasar industrialisasi. Dalam pembagian kerja setiap pekerja ditugaskan untuk tugas yang berbeda dalam proses manufaktur dan hasilnya dapat dilihat dengan meningkatnya hasil produksi.
Kemajuan teknologi telah mengubah produksi. Industri baru peralatan mesin, yang terbukti pengeboran, pemotongan dan penggilingan, manufaktur dipercepat. Sebuah jejak penemuan, termasuk telepon, mesin tik, Linotype, fonograf, lampu listrik, cash register, rem udara, kulkas mobil dan mobil, menyebabkan industri-industri baru. Akhirnya, pengusaha telah belajar bagaimana memanfaatkan dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan ekonomi di seluruh wilayah geografis yang luas. Perusahaan sukses telah menjadi lebih besar, dan masyarakat modern telah menjadi bentuk penting dari Organisasi Bisnis. Untuk informasi lebih lanjut, lihat Revolusi Industri: Revolusi Industri di Amerika Serikat.
D. DAMPAK PROGRESSIVISME PENGEMBANGAN DAERAH INDUSTRI
Tiga dekade kemajuan industri mengubah kehidupan Amerika. Pada tahun 1900 Amerika Serikat memiliki ekonomi industri maju yang didominasi oleh perusahaan besar. Perusahaan memanfaatkan kecerdikan, menciptakan kekayaan belum pernah terjadi sebelumnya dan merangsang pertumbuhan kota-kota baru seperti Chicago, Atlanta, Minneapolis dan Dallas. Ini telah meningkatkan perdagangan. Nilai ekspor dua kali lipat 1877-1900, sementara impor juga naik namun pertumbuhannya tidak begitu cepat. Kemajuan Industri telah merevolusi pemasaran barang dan mengubah dunia office yang sekarang dipenuhi dengan pekerja kantor, pegawai negeri sipil dan manajer menengah. Secara keseluruhan, industrialisasi membuat produk ekonomi tenaga kerja, harga lebih rendah untuk barang-barang manufaktur, kemajuan dalam transportasi dan standar hidup yang lebih baik.
Bagi pekerja, industrialisasi berarti persaingan untuk pekerjaan, tinggal upah, ketidakamanan dan bahaya. Anak-anak bekerja di tambang batu bara dan pabrik kapas, para wanita bekerja di perumahan sweatshop. Hal ini membuat para pekerja berdampak terjadi kecelakaan industri dan penyakit, termasuk penyakit pernapasan. Industrialisasi yang banyak tergantung pada sumber daya alam dan kerusakan lingkungan. Kilang dan pabrik baja memuntahkan minyak ke sungai dan asap ke atmosfer. Industrialisasi membawa dorongan tiada henti untuk efisiensi dan profit yang semakin besar, bisnis lebih kuat dan memberikan kekuatan perusahaan yang tidak semestinya dalam elit politik nasional. Kebutuhan bagi para pemimpin bisnis di tahun 1890-an untuk pasar yang besar tidak menyebabkan tekanan pada Amerika Serikat untuk memperluas luar negeri.