Jumat, 22 April 2011

Filipina Dibawah Pemerintahan Cory Aquino

Republik Filipina memperoleh pengakuan dari AS 4 Juli 1946, walaupun telah memproklamasikan kemerdekaannya lepas dari spanyol 2 Juni 1989. pengakuan berdasar Act of Congrees yang ditandatangani pada 24 Maret 1934. sesuai dengan Act of Congrees, 14 maret 1935 telah di ratifikasi sebuah konstitusi yang merupakan duplikat dari konstitusi AS yang selanjutnya mengalami ebberapa perubahan yang pada akhirnya diganti dengan konstitusi baru pada 1973 ketika presiden dijabat oleh Marcos.

Perjalanan kepemimpinan di filipina, Marcos lah yang memiliki masa kepemimpinan cukup lama, karena menjalankan kekuasaannya bertentangan dengan konstitusi. Hl tersebut mendorong partai oposisi (coryAwuino) untuk menggalang dan melancarkan suatu gerakan perlawanan. Dengan adanya tekanan yag sengit, Marcos memberlakukan UU darurat yang memebrikan kekuasaan lebih besar untuk mengambil segala tindakan untuk menyelamatkan Filipina dari kehancuran. Hal ini mengakibatkan banyak lawan politik Marcos mengalami siksaan intimidasi serta diasingkan keluar Filipina.

Awal gerakan Cory Aquino berawal ketika suaminya Benigno Aquino ditembak mati dilapangan udara internasinal Manila sepulang dari pengasingan. Peristiwa itu mengundang simpati terhadap Cory dalam menjalani kehidupannya. Disisi lain peristiwa itu menjadi bencana bagi Marcos kaerna rakyat justru memberikan dukungan kepada Cory sebagai calon pemimpin Filipina seiring keruntuhan kekuasaan Marcos.


A. REVOLUSI OLEH CORY DALAM PENURUNAN MARCOS
Tewasnya Benigno Aquino memperoleh momentum untuk melancarkan perlawanan yng lebih keras untuk mengakhiri pemerintahan Marcos. Pihak pimpinan gereja katolik ikut mendukung oposisi secara langsung terhadap rezim Marcos. Cory Aquino dan senator Salvador Laurel dengan berani turun langsung mengambil alih kepemimpinan oposisi menentang Marcos.

cory aquino
Gambar : Cory Aquino


Banyaknya perlawanan terhadap rezim Marcos, membuat Marcos mengambil langkah cepat dengan segera menyelenggarakan Pemilu. Hasil pemilu Februari 1986 diumumkan Marcos lah yang mendapat suara lebih banyak. Namun pihak oposisi menuduh peemrintah telah melakukan manipulasi terhadap akrtu suara. Hasil deteksi pihak oposisi mmbuktikan bahwa Cory lah yang mendapat suara lebih banyak. Dalam suasana tuduh menuduh keduanya mengambillangakh untuk segera mempercepat proses pengangkatan dan pelantikan dirinya sebagai presiden untuk masa jabatan enam tahun.

Serangan pihak oposisi yang semakin meluas dan banyak aksi unjuk rasa dngan tujuan menurunkan Marcos, dan menuntut Marcos pergi dari filipina. Besarnay pihak oposisi banyak pejabat yang ebrbalik haluan menentang Marcos dan emnggabungkan diri dengan cory dan Laurel. Dengan desakan yang semakin kuat akhirnya Marcos dibawa pergi kepulau pasifik yang kemudian dipindah ke Hawai. Dengan itu berakhirlah Rezim Marcos yang telah memangku jabatan selama 20 tahun. 25 Februari 1986 majelis nasional emlantik dan mengambil sumpah Cory dan Laurel sebagai presiden dan wakilnya. Revolusi tak berdarah ini dikenal dengan revolusi bunga.


B. KUDETA DALAM PEMERINTAHAN CORY AQUINO
Selama lima bulan berkuasa di Filipina, peemrintahan Cory diguncang dengan adanya kudeta yang dilakukan perwira intel pendukung Marcos, jenderal Ronaldo Abadilla. Dengan dibantu sekitar 200 anggota militer membuat kudeta dengan dalih bahaw kedudukan presiden cory belum mantap. Tokoh yang ditonjolkan dalam kudeta ini adalah Arturo Tolentino, yatiu tokoh dari pihak Marcos yang dicalonkan sebagai wakil presiden dalam pemilu Februari 1986. Arturo Tolentino kemudian melancarkan kudeta dari hotel Manila dengan diikuti oleh kurang lebih 5000 orang pendukung Marcos. Dengan desakan dari pihak pertahanan rezim Cory, maka akhirnya pendukung Marcos satu persatu meninggalkan lapangan hotel Manila dan berakhirlah kudeta singkat tersebut.


C. MASA PEMERINTAHAN CORY AQUINO DI FILIPINA
Presiden filipina Cory Aquino dalam pemilu 1992 untuk pemilihan presiden baru selalu dilanda kerusuhan politik yang membua Cory tidak ikut mencalonkan diri kembali. Namun ia bersikap mendukung tampilnya jenderal Fidel Ramos sebagai calon presiden yang akan menggantikannya. Meskipun Cory mempunyai tekad dengan program utamanya untuk mengambalikan ketenangan, perdamaian dan eprsatua rakyat Filipina. Tekadnya yang lain dianggap amat fundamental adalah menghidupkan kembali sendi-sendi kehidupan demokrasi,d engan melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan sesuai dengan konstitusi.

Politik yang diterapkan Cory dalam memegang kekuasaannya di Filipina pada dasarnya untuk memulihkan system demokrasi di filiina. Selan itu, juga membuat lebih mau rakyatnya agar lebih makmur. Namun, politik yang ditrapkan masih berdasar pada politik tradisional, dalam artian bersifat personalism dan hubungan patron klien yaitu demokrasi elite. Cory dalam ememgang kekuatan politik dan ekonomi masih ettap memegang difat elite tradisional yang koservatif sehingga sulit melakukan perubahan yang berarti dalam peemrintahannya di filipina.

Dalam pemerintahannya, pada dasarnya sudah terdapat pengembangan organisasi massa untuk lepas dari ketergantungannya etrahdap elite tardisional. Cory memilih jala politik dengan kembali pada sisatem sebelum berkuasanya undang-undang darurat, demi keselamatan kepresidenan serta juga keselamatan keluarga.

Kemenangan revolusi damai, tidaklah dengan sendirinya segalanya akan berjalan dengan mulus atau program yang disusun oleh pemerintahan Cory akan terlaksdana dengan cepat seperti keinginan rakyat. Masalah yang dihadapi oleh pemerintah Cory tentulah akan lebih berat karena beban demokrasi yang harus dipikul. Disatu pihak memberikan kebebasan kepada seluruh lapisan rakyat, termasuk komunis dan dipihak lain kebebasan itu sendiri belum tentu merupakan jalan yang terbaik dalam mengatasi masalah yang dihadapi khususnya dalam penyelesaian pemebrontakan komunis dan unsure-unsur kekuatan politik rezim Marcos.

Kedudukan Cory sebagai presiden tidak sekuat Marcos. Marcos sudah berkuasa begitu lama dan juga menguasai kaum militer. Kaum militer bergantung pada marcos. Dalam hal ini Cory mendapat dukungan jenderal bekas pendukung Marcos sehingga dia bisa ebrkuasa. Cory dapat memeprtahankan kepresidenannya berkat dukungan jenderal Ramos dan abntuan tentara AS. Cory sebetulnya emrupakan presiden yag lemah sejak permulaan dan ia sendiri berasal dari keluarga politikus yang tidak berbeda dari tipe yang lama. Tidaklah realistis jika mengharpakan Cory muncul sebagai pembaharu yang efektif. Cory telah ebrjasa dalam mempertahankan kesatuan negaranya, memulihkan kebebasan politik dan demokrasi, juga ekonomi. Ini semua merupakan keberhasilan yang tidak kecil.
Disamping itu, semua yang dilakukannya itu merupakan landasan yang sangat mendasar bagi kemajuan Filipina dimasa depan.