Minggu, 13 Mei 2012
Peristiwa Perundingan Linggarjati akan diangkat dalam layar lebar
Tiba-tiba foto ini muncul dalam media cetak surat kabar maupun internet, terkait rencana pembuatan film layar lebar oleh produser sekaligus sutradara Kuswara Sastra Permana tentang perundingan Indonesia-Belanda didesa Linggarjati Kuningan Jawa Barat. Mungkin banyak yang bertanya-tanya apa yang tersirat dalam foto ? Foto dibuat pada tanggal 12 November 1946 saat rehat siang ketika di Linggarjati sedang berlangsung perundingan Indonesia-Belanda. Tempat pengambilan foto didalam rumah yang kini dikenal sebagai situs rumah Sjahrir di Linggarjati. Gedung ini memang dipergunakan untuk makan siang kedua delegasi yang berunding maupun tamu penting lainnya. Gedung juga merupakan tempat menginap delegasi Indonesia. Saat itu Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta diundang oleh ketua delegasi Indonesia Perdana Menteri Sjahrir, untuk terlibat dalam perundingan . Dalam foto hadir, Presiden Soekarno, mantan Perdana Menteri Kerajaan Belanda W.Schermerhorn (ketua delegasi Belanda), Lord Killearn, diplomat penengah perundingan dari Kerajaan Inggris, Wakil Presiden Mohamad Hatta dan Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda van Mook. Justru foto ini (dan sejumlah foto lainnya) amat bermakna untuk difahami masyarakat. Pertama tidak terbayangkan sebelumnya kalau dua bangsa yang sebelum perang adalah penjajah dan dijajah, dapat duduk bersama berunding untuk membicarakan soal penting tentang dekolonisasi di Indonesia. Yang kedua ketika perundingan selesai, saat itulah untuk pertama kali baik Belanda maupun dunia internasional mengakui eksistensi Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Yang ketiga dokumen Linggarjati merupakan dokumen persetujuan pertama yang menjadi dasar dari perundingan selanjutnya yaitu Renville dan KMB. Bagi yang yakin, tidak mungkin jalan penyelesaian dekolonisasi Indonesia tercapai tanpa melalui proses diplomasi dan moderasi. Dua sisi mata uang "diplomasi dan bertempur" dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia sejak lama tidak secara bijak ditempatkan secara berimbang. Mesti selalu non combat procedure dikebelakangkan....Semoga film ini benar-benar berhasil direalisasikan...