Jumat, 21 Mei 2010

Ternyata Israel Duduki Dua Pulau Milik Arab Saudi

Muhammad Aulia Iskandar Muda (Pengamat Sejarah)

Sebuah rahasia yang tersimpan sejak lama, bahwa Israel ternyata menduduki wilayah Arab Saudi sejak tahun 1967. Tiran dan Safir, merupakan dua pulau gabungan milik Arab Saudi yang hanya memiliki luas 113 Km.

Keduanya sangat kecil, dan sangat strategis, berada di mulut Teluk Aqaba, dimana lalu lintas ke pelabuhan di selatan Israel harus melewati Laut Merah. Israel membiayai sebuah pos di kedua pulau tersebut.

Walaupun pemerintahan Arab Saudi mengklaim bahwa pulau tersebut sangat kecil, hanya berisi terumbu karang yang tidak penting, namun siapapun yang dapat mengontrolnya, berarti mengontrol Teluk Aqaba. Keduanya sama penting seperti kepulauan Hanish yang pernah diperebutkan pada 1995 silam. Keputusan internasional menyatakan bahwa Hanish adalah milik Yaman.

Yang paling memprihatinkan, selama ini negara Arab Saudi sangat gigih mempertahankan wilayahnya, mempertahankan pulau-pulau serupa agar terus berada dalam kekuasaan mereka, namun mengapa dengan kedua pulau ini Arab Saudi sepertinya enggan bermasalah dengan Israel. Apakah hanya karena pulau tersebut tidak memiliki nilai materi?

Dua pulau ini diduduki oleh Israel setelah Raja Faisal memberikan kontrol atas keduanya kepada Mesir agar kapal-kapal Israel tidak dapat melintasi Eilat selama Perang Enam Hari.

Setelah gencatan senjata, Arab Saudi dan Mesir masing-masing saling mengklaim kepulauan lain sebagai milik mereka, namun membiarkan dua pulau ini diduduki oleh Israel. Ketika Mesir membuat perjanjian damai dengan ISrael pada 1978, Presiden Anwar SAdat menolak memasukkan kedua pulau tersebut dalam perjanjian damai dengan dalih keduanya milik Arab Saudi. Dalam Google Map pun sangat jelas terlihat bahwa kedua pulau berada dalam otoritas arab Saudi. Lalu, mengapa sepertinya kedua negara ini tidak ingin bermasalah dengan Israel dan mengapa masalah ini tidak pernah dipublikasikan oleh media?

Jawabannya mungkin sederhana : Israel membutuhkan kedua pulau untuk pelayaran kapal-kapal mereka ke Laut Merah. Hanya kehadiran Israel di pulau-pulau itu yang dapat memastikan bahwa jalur pelayaran masuk dalam lalu lintas untuk impor dan ekspor, termasuk perangkat keras militer untuk memerangi negara-negara Arab berjalan lancar.

Dengan perjanjian internasional, pasukan PBB multinasional juga ditempatkan di pulau-pulau ini untuk "memantau kepatuhan semua pihak". Realitasnya, tentara Amerika dan Mesir membantu melindungi Israel untuk menduduki kedua pulau tersebut. Apa yang akan dilakukan warga Arab Saudi jika mengetahuinya?

Senin, 10 Mei 2010

Pecahnya Kerajaan Romawi

Muhammad Aulia Iskandar Muda (Pengamat Sejarah)
Peristiwa pecahnya kerajaan Romawi berawal dari pembagian wilayah menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur tetapi masih merupakan kerajaan Romawi. Karena Romawi sudah tidak sanggup lagi mengatur wilayahnya yang terlalu luas.

Tetapi kejadian ini merupakan malapetaka dari kerajaan Romawi itu sendiri. Romawi Barat menjadi lemah dan ditaklukkan kekaisaran Prusia(Jerman). Romawi Timur masih berdiri kokoh sampai abad ke-15. Romawi Barat berpusat di Roma dan Romawi Timur berpusat di Byzantium(Kostantinopel) yang sekarang bernama Istanbul(di wilayah negara Turki sekarang).

Pendiri Kekaisaran Romawi ialah Costantyn yang Agung. Kaisar ini sudah dari awal membenci Islam. Juga diteruskan cucunya Kaisar Heraclius. Setelah pasukan Islam kuat mereka berupaya menaklukkan Kostantinopel tetapi selalu gagal.

Akhirnya tahun 1453 Muhammad al-Fatah menaklukkan kota benteng terkuat dan terakhir Romawi itu. Akhirnya kerajaan Romawi pun tamat.

Ceritanya begini Muhammad al-Fatah sudah mengepung bertahun-tahun kota itu, namun belum menyerah juga bahkan Kaisar Romawi menantang dan juga meremehkan kekuatan tentara Turki Seljuk(Islam). Lalu dengan menggunakan menara yang memakai roda pasukan Islam menyerang benteng. Akibatnya tembok-tembok benteng pun banyak yang rusak. Akhirnya Kapal Islam didatangkan bukan dari laut melainkan dari darat. Tentu saja pasukan Romawi kaget bukan kepalang. Dan datang pula pasukan Islam dari arah laut. Akibatnya pasukan Islam berhasil memanjat tembok. Tetapi banyak yang dilemparkan pasukan dari dalam tembok yang membuat semangat mereka jadi turun. Akhirnya Muhammad al-Fatah datang dan memberi semangat dengan menceritakan perjuangan Rasullulah merebut kembali kota Mekkah. Akhirnya pasukan Islam kembali semangat dan kembali memanjat tembok. Dan akhirnya pasukan Romawi pun menyerah juga.

Selain kekalahan dari Islam, pengaruh bangsa Anglo-Saxon(Suku kuno Inggris) dan bangsa Prusia serta bangsa Viking(bangsa bajak laut di sekitar laut Norwegia) yang telah bangkit juga turut mempercepat runtuhnya kerajaan Romawi.

Jumat, 07 Mei 2010

Asal Usul Kota Blora

Blora, kota ini terletak di Jawa Tengah. Kali ini saya akan menceritakan asal-usul kota ini. Berikut ini penjelasan tentang  nama kota tersebut di bawah.

Airlangga adalah pendiri kerajaan Kahuripan. Beliau mempunyai wakilnya yaitu putrinya yang bakal menjadi pengganti Airlangga.

Menjelang akhir hayatnya dia kesulitan mencari pengganti tahtanya karena putrinya memilih menjadi pertapa. Karena putrinya menolak menjadi pengganti Airlangga. Akibatnya kedua anak laki-laki putra Airlangga yang juga menjadi adiknya Gayatri mendengar itu menjadi berebut takhta kekuasaan kerajaan Kahuripan.

Airlangga berkata kepada Gayatri "Gayatri, bagaimana ini adikmu berebut takhta kekuasaan karena kamu menolak jadi raja!" Gayatri menjawab "Ayah bagaimana kalau kerajaan Kahuripan dibagi dua!" Airlangga menjawab dengan tegang "Bagaimana ini kerajaan Kahuripan dibagi menjadi dua sedangkan ayah bersusah payah mempersatukan kerajaan ini" ! Tapi ayah itulah salah satu cara supaya tidak terjadi pertumpahan darah!" Siapa yang akan membagi kerajaan Kahuripan?" tanya Airlangga. "Mpu Baradah" jawab Gayatri.

Akhirnya Airlangga langsung mengadakan rapat tentang pembagian Kerajaan Kahuripan dan hasilnya menyetujui pendapat Gayatri. Besok pagi Airlangga langsung mengirim kedua pengawalnya untuk menyampaikan berita ini ke Mpu Baradah. Mpu Baradah  pun datang ke Istana. Setelah itu beliau pun mengiyakan pendapat Airlangga meskipun memang cukup berat untuk membagi wilayah  kerajaan yang sudah lama ditempatinya. Namun akhirnya  beliau bersedia juga untuk  membagi wilayah Kerajaan Kahuripan menjadi dua.

 Akhirnya, Kerajaan Kahuripan dibagi 2 dengan Gunung Kawi sebagai batas. Yaitu Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan ibukotanya Daha yang terletak di sebelah barat Gunung Kawi dan Kerajaan Jenggala atau Singosari dengan ibukotanya Kahuripan terletak di Timur Gunung Kawi.

Setelah kejadian itu sebagai ucapan terima kasih Airlangga memberi sebuah tanah yang sangat luas kepada Mpu Baradah. Tanah itu oleh masyarakat sekitar disebut Bhurara yanng berarti "Bhura" berarti Raja dan "Rara" yang berarti tanah rakyat yang diartikan hadiah tanah raja kepada anak atau orang yang berjasa kepada kerajaan. Namun akhirnya oleh masyarakat sekitar dinamakan Blura dan menjadi nama Blora hingga saat ini.

Selasa, 04 Mei 2010

Siapakah Sebenarnya Drakula? Benarkah dia sesosok makhluk yang menyeramkan??

Kisah hidup Dracula merupakan salah satu contoh bentuk penjajahan sejarah yang begitu nyata yang dilakukan Barat. Kalau film Rambo merupakan suatu fiksi yang kemudian direproduksi agar seolah-olah menjadi nyata oleh Barat, maka Dracula merupakan kebalikannya, tokoh nyata yang direproduksi menjadi fiksi. Bermula dari novel buah karya Bram Stoker yang berjudul Dracula, sosok nyatanya kemudian semakin dikaburkan lewat film-film seperti Dracula’s Daughter (1936), Son of Dracula (1943), Horror of of Dracula (1958), Nosferatu (1922)-yang dibuat ulang pada tahun 1979-dan film-film sejenis yang terus-menerus diproduksi.

Lantas, siapa sebenarnya Dracula itu?

Dalam buku berjudul “Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib” karya Hyphatia Cneajna ini, sosok Dracula dikupas secara tuntas. Dalam buku ini dipaparkan bahwa Dracula merupakan pangeran Wallachia , keturunan Vlad Dracul. Dalam uraian Hyphatia tersebut sosok Dracula tidak bisa dilepaskan dari menjelang periode akhir Perang Salib. Dracula dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan Turki Ottoman – sebagai wakil Islam – dan Kerajaan Honggaria – sebagai wakil Kristen – semakin memanas. Kedua kerajaan tersebut berusaha saling mengalahkan untuk merebutkan wilayah-wilayah yang bisa dikuasai, baik yang berada di Eropa maupun Asia . Puncak dari peperangan ini adalah jatuhnya Konstantinopel – benteng Kristen-ke dalam penguasaan Kerajaan Turki Ottoman.

Dalam babakan Perang Salib di atas Dracula merupakan salah satu panglima pasukan Salib. Dalam peran inilah Dracula banyak melakukan pembantaian terhadap umat Islam. Hyphatia memperkirakan jumlah korban kekejaman Dracula mencapai 300.000 ribu umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara-yang cara-cara tersebut bisa dikatakan sangat biadab – yaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula. Penyulaan merupakan cara penyiksaan yang amat kejam, yaitu seseorang ditusuk mulai dari anus dengan kayu sebesar lengan tangan orang dewasa yang ujungnya dilancipkan. Korban yang telah ditusuk kemudian dipancangkan sehingga kayu sula menembus hingga perut, kerongkongan, atau kepala. Sebagai gambaran bagaimana situasi ketika penyulaan berlangsung penulis mengutip pemaparan Hyphatia:

“Ketika matahari mulai meninggi Dracula memerintahkan penyulaan segera dimulai. Para prajurit melakukan perintah tersebut dengan cekatan seolah robot yang telah diprogram. Begitu penyulaan dimulai lolong kesakitan dan jerit penderitaan segera memenuhi segala penjuru tempat itu. Mereka, umat Islam yang malang ini sedang menjemput ajal dengan cara yang begitu mengerikan. Mereka tak sempat lagi mengingat kenangan indah dan manis yang pernah mereka alami.”

Tidak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban penyulaan, tapi juga bayi. Hyphatia memberikan pemaparan tentang penyulaan terhadap bayi sebagai berikut:

“Bayi-bayi yang disula tak sempat menangis lagi karena mereka langsung sekarat begitu ujung sula menembus perut mungilnya. Tubuh-tubuh para korban itu meregang di kayu sula untuk menjemput ajal.”

Macam-macam penyiksaan Dracula tersebut dibahas dalam Bab III buku ini. Metode penyiksaan yang digunakan Dracula untuk menyiksa korban-korbannya antara lain penyulaan, merebus korban hidup-hidup, memaku kepala korban, menjerat leher korban, merusak organ vital perempuan, dan beberapa metode penyiksaan lain yang tak kalah kejam. Di antara metode penyiksaan tersebut penyulaan merupakan yang paling terkenal. Penyulaan merupakan penyiksaan dengan cara memasukkan kayu-sebesar lengan tangan orang dewasa yang telah dilancipkan ujungnya-ke dalam anus. Setelah sula masuk kemudian tubuh korban dipancangkan sehingga kayu sula terus masuk menembus tubuh korban hingga tembus ke bagian leher, punggung, atau kepala. Biasanya penyiksaan semacam ini dilakukan oleh Dracula secara massal, sehingga sekali melakukan “upacara” penyulaan jumlah korbannya.

Kekejaman seperti yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama ini disembunyikan oleh Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi karena dua sebab. Pertama, pembantaian yang dilakukan Dracula terhadap umat Islam tidak bisa dilepaskan dari Perang Salib. Negara-negara Barat yang pada masa Perang Salib menjadi pendukung utama pasukan Salib tak mau tercoreng wajahnya. Mereka yang getol mengorek-ngorek pembantaian Hilter dan Pol Pot akan enggan membuka borok mereka sendiri. Hal ini sudah menjadi tabiat Barat yang selalu ingin menang sendiri. Kedua, Dracula merupakan pahlawan bagi pasukan Salib. Betapapun kejamnya Dracula maka dia akan selalu dilindungi nama baiknya. Dan, sampai saat ini di Rumania , Dracula masih menjadi pahlawan. Sebagaimana sebagian besar sejarah pahlawan-pahlawan pasti akan diambil sosok superheronya dan dibuang segala kejelekan, kejahatan dan kelemahannya.

Guna menutup kedok kekejaman mereka, Barat terus-menerus menyembunyikan siapa sebenarnya Dracula. Seperti yang telah dipaparkan di atas, baik lewat karya fiksi maupun film, mereka berusaha agar jati diri dari sosok Dracula yang sebenarnya tidak terkuak. Dan, harus diakui usaha Barat untuk mengubah sosok Dracula dari fakta menjadi fiksi ini cukup berhasil. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari seberapa banyak masyarakat – khususnya umat Islam sendiri – yang mengetahui tentang siapa sebenarnya Dracula. Bila jumlah mereka dihitung bisa dipastikan amatlah sedikit, dan kalaupun mereka mengetahui tentang Dracula bisa dipastikan bahwa penjelasan yang diberikan tidak akan jauh dari penjelasan yang sudah umum selama ini bahwa Dracula merupakan vampir yang haus darah.

Selain membongkar kebohongan yang dilakukan oleh Barat, dalam bukunya Hyphatia juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula. Seperti yang telah umum diketahui bahwa penggambaran Dracula yang telah menjadi fiksi tidak bisa dilepaskan dari dua benda, bawang putih dan salib. Konon kabarnya hanya dengan kedua benda tersebut Dracula akan takut dan bisa dikalahkan. Menurut Hyphatia pengunaan simbol salib merupakan cara Barat untuk menghapus pahlawan dari musuh mereka -pahlawan dari pihak Islam – dan sekaligus untuk menunjukkan superioritas mereka.

Untuk lebih lengkapnya,
download disini

Senin, 03 Mei 2010

Perang Krimea :konflik modern pertama yang mempengaruhi peperangan masa depan


Perang Krimea (1853–1856) adalah pertempuran yang terjadi antara kekaisaran Rusia melawan sekutu yang terdiri dari Perancis, Britania Raya, Kerajaan Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah. Kebanyakan konflik terjadi di semenanjung Krimea, dengan pertempuran lainnya terjadi di Turki barat dan laut Baltik. Perang Krimea terkadang dianggap sebagai konflik modern pertama yang mempengaruhi peperangan di masa depan.


Perang Krimean dikenal dengan nama yang berbeda. Di Rusia dikenal sebagai "Perang Oriental" (bahasa Rusia: Восточная война, Vostochnaya Voina), dan di Britania pada saat itu kadang-kadang dikenal sebagai "Perang Rusia".

Perang Krimean terkenal karena kesalahan logistik dan taktis pada kedua belah pihak. Namun, itu dianggap menjadi perang "modern"yang pertama, seperti "memperkenalkan perubahan-perubahan teknis yang mempengaruhi tata peperangan dimasa depan," termasuk taktis penggunaan pertama kereta api dan telegraf.  Hal ini juga terkenal bagi pekerjaan Florence Nightingale, yang mempelopori praktek keperawatan modern ketika merawat tentara Inggris yang terluka.

Perang Krimea juga yang pertama kali secara luas didokumentasikan dalam foto.

Ketegangan Pra-pertempuran 


Konflik atas Tanah Suci

Rangkaian peristiwa yang membuat Perancis dan Inggris menyatakan perang terhadap Rusia pada tanggal 27 Maret dan 28 Maret 1854  dapat dilacak pada peristiwa kudeta pada tahun 1851 di Perancis. Napoleon III mengirim duta besar untuk Kekaisaran Ottoman dan berusaha memaksa Ottoman untuk mengakui Perancis sebagai "penguasa yang berdaulat" di Tanah Suci.  Rusia membantah perubahan "penguasa" baru di Tanah Suci. Merujuk pada dua perjanjian sebelumnya, yaitu tahun 1757 dan yang lain pada tahun 1774, Ottoman mengubah keputusan mereka sebelumnya, membatalkan perjanjian Perancis dan bersikeras bahwa Rusia adalah pelindung orang-orang Kristen Ortodoks di Kerajaan Ottoman.

Napoleon III menjawab dengan unjuk kekuatan, mengirimkan armada kapal Charlemagne ke Laut Hitam, yang merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Selat London. Pamer kekuatan Prancis dikombinasikan dengan diplomasi dan uang yang agresif, memaksa Sultan Abdülmecid I untuk menerima perjanjian baru, mengakui Perancis dan Gereja Katolik Roma sebagai otoritas Kristen tertinggi di Tanah Suci dengan kontrol atas tempat-tempat suci Kristen dan memiliki hak atas Gereja Nativity, yang sebelumnya dipegang oleh Gereja Ortodoks Yunani.

Tsar Nicholas I kemudian mengirimkan angkatan perang korp ke-4 dan ke-5 di sepanjang Sungai Danube, dan menugaskan Count Karl Nesselrode, menteri luar negerinya, untuk melakukan pembicaraan dengan kekaisaran Ottoman. Nesselrode mengutarakan hal tersebut kepada Sir George Hamilton Seymour, Duta Besar Inggris di St Petersburg:


Negosiasi Perdamaian dimulai tahun 1856 di tangan anak Nicholas I sekaligus penggantinya, Alexander II, melalui Kongres Paris.Selanjutnya, Tsar dan Sultan setuju untuk tidak mengeluarkan angkatan laut mereka di pantai Laut Hitam.Selain itu, semua kesatria Agung berjanji untuk menghormati kemerdekaan dan integritas wilayah Kekaisaran Ottoman.

Benarkah Asap Perang Pasifik Pertama di Pearl Harbour ?

Muhammad Aulia Iskandar Muda (Pengamat Sejarah)
Menurut orang jika ditanya "Apakah penyebab perang Dunia II di daerah Pasifik ?" Orang-orang pasti menjawab "Karena Jepang menyerang Pearl Harbour, Hawai yang merupakan pangkalan AL Amerika Serikat" itu betul namun ketika ditanya "Dimanakah asap Perang Pasifik pertama? Orang-orang kebanyakan pasti menjawab jawaban yang sama. Padahal bukan itu jawabannya.

Mengapa bisa begitu?? Sebenarnya asap Perang Pasifik Pertama bukan di Pearl Harbour namun di Kota Baharu, Malaysia.

Ceritanya begini pada tanggal 6 Desember 1941 sehari sebelum Jepang menyerang Pearl Harbour, Jepang memang berniat menyerang pada hari itu tapi ditolak oleh pilot-pilot Jepang dengan alasan kalau malam susah untuk mendarat dan melancarkan serangan. Akhirnya Jepang mengubah haluan dengan menyerang Kota Baharu, Malaysia sekitar jam 20.00 WIB.

Sebenarnya Jepang sangat khawatir dengan penyerangan ini. Bisa saja pihak Inggris memberitahukan ke pihak AS di Pearl Harbour untuk berjaga-jaga dari serangan pihak Jepang.
Namun berita itu tidak sampai ke pihak AS. Akibatnya sekitar pukul 07.00 Jepang menyerang Pearl Harbour dengan mudah dan memporak-porandakan Pearl Harbour. AS pun kalah telak dalam pertempuran ini. Ini juga menyebabkan AS ikut terseret dalam Perang Dunia II baik di Front Eropa maupun di Front Pasifik. Dan akhirnya AS pun yang menjadi kunci kemenangan tentara Sekutu di medan Perang Dunia II.