Pada suatu hari Ki Ageng Kedu yang penasaran atas kesaktian Sunan Kudus ingin mencoba adu kesaktian. Seperti biasa, dia mengambil tampah kemudian terbang ke daerah Kudus. Orang-orang yang melihatnya merasa kagum dan heran, Ki Ageng Kedu lewat begitu saja dengan cepatnya di atas rumah-rumah penduduk. Sewaktu berada di daerah Kudus ia tidak langsung turun dari tampahnya, mala tertawa ngakak berkeliling kota Kudus. Muridmurid Sunan Kudus sudah penasaran melihat kepongahannya, tapi saat itu Sunan Kudus belum keluar dari Masjid, beliau masih membaca dzikir seusai shalat. Dia juga tak merasa heran saat keluar dari masjid melihat Ki Ageng Kedu berteriak-teriak memanggil namanya.
“Hai Sunan Kudus ayo keluarlah! Hadapilah aku Ki Ageng Kedu yang hendak menantangmu adu kesaktian !”Tiba-tiba Sunan Kudus menundingkan tangannya ke arah Ki Ageng Kedu sembari berkata, “Aku di sini Ki Ageng Kedu !”
Seketika tersirap darah Ki Ageng Kedu. Tampah yang dikendarainya mendadak oleng kesana-kemari. Tak terkendalikan lagi, tubuhnya yang ringan mendadak berubah menjadi berat dan segera tersedot oleh gaya tarik bumi, bahkan seperti dihempaskan oleh tenaga gaib yang tak tampak oleh mata. Tubuh Ki Ageng Kedu terlempar ke tanah yang becek, yang
dalam bahasa Jawanya disebut Jember, hingga sekarang tempat Ki Ageng Kedu itu jatuh disebut Jember.
Setelah roboh ke tanah yang becek dan kotor, segala kesaktian Ki Ageng Kedu lenyap seketika. Dia telah berubah menjadi manusia biasa, tak bisa terbang lagi seperti dulu.
dalam bahasa Jawanya disebut Jember, hingga sekarang tempat Ki Ageng Kedu itu jatuh disebut Jember.
Setelah roboh ke tanah yang becek dan kotor, segala kesaktian Ki Ageng Kedu lenyap seketika. Dia telah berubah menjadi manusia biasa, tak bisa terbang lagi seperti dulu.